Dalam waktu dekat, kota Tokyo telah mengalami transformasi radikal. Dikenal sebagai Tokyo77, kota metropolitan baru ini sering digambarkan sebagai utopia perkotaan yang sesungguhnya. Dengan teknologi mutakhir, infrastruktur berkelanjutan, dan desain inovatif, Tokyo77 telah menjadi model bagi kota-kota di seluruh dunia. Namun, tidak semua orang yakin kota futuristik ini sesempurna kelihatannya.

Di permukaan, Tokyo77 tampak seperti surga bagi penghuninya. Kota ini dipenuhi dengan ruang hijau subur, gedung pencakar langit berteknologi tinggi, dan sistem transportasi umum yang efisien. Jalanan bersih dan aman, dan tingkat kejahatan hampir tidak ada. Warga Tokyo77 menikmati standar hidup yang tinggi, dengan akses terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan, dan hiburan terbaik.

Namun dibalik kemilau Tokyo77 terdapat kenyataan yang lebih gelap. Kota ini dikendalikan oleh perusahaan kuat yang dikenal sebagai GenTech, yang telah memonopoli perekonomian dan menggunakan pengaruhnya terhadap setiap aspek kehidupan sehari-hari. Privasi hampir tidak ada di Tokyo77, karena warga terus-menerus dipantau dan diawasi oleh jaringan kamera dan sensor yang luas. Perbedaan pendapat dan individualitas tidak dianjurkan, karena konformitas dihargai di atas segalanya.

Pesatnya perkembangan Tokyo77 juga berdampak buruk pada lingkungan. Meskipun memiliki klaim keberlanjutan, kota ini mendapat kritik karena konsumsi sumber daya yang berlebihan dan kontribusinya terhadap perubahan iklim. Lanskap perkotaan Tokyo77 yang luas telah merambah habitat alami, menyebabkan kepunahan beberapa spesies dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Selain itu, kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin di Tokyo77 semakin melebar, dengan semakin banyaknya masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dan tertinggal dalam upaya mencapai kemajuan. Ketergantungan kota pada otomatisasi dan kecerdasan buatan telah menyebabkan meluasnya pengangguran, menyebabkan banyak orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam masyarakat yang mengutamakan efisiensi di atas segalanya.

Ketika Tokyo77 terus berkembang, pertanyaannya tetap ada: apakah kota ini benar-benar sebuah utopia, atau justru mimpi buruk dystopian yang terselubung? Meskipun kemajuan teknologi dan kemudahan modern tampak menarik, permasalahan mendasar yaitu pengendalian, kesenjangan, dan degradasi lingkungan menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak sebenarnya dari kemajuan di Tokyo77. Hanya waktu yang dapat membuktikan apakah kota futuristik ini akan memenuhi janjinya akan masa depan yang lebih baik bagi semua orang, atau justru akan hancur karena ambisinya sendiri.